Blogger news

Pages

Sabtu, 01 November 2014

Pembangunan Pelabuhan Sorong, Solusi Disparitas Ekonomi Barat-Timur Indonesia

Penulis: Anwar Iqbal
Jakarta, JMOL ** Disparitas ekononomi wilayah Barat dan Timur Indonesia, khususnya di wilayah Papua, menjadi masalah yang belum sepenuhnya bisa dipecahkan pemerintah pusat hingga saat ini. Masalah tersebut adalah tingginya ongkos angkut logistik, bersumber minimnya dukungan infrastruktur, yakni pelabuhan, termasuk pelayaran kapal.

PT Pelindo II atau sekarang disebut Indonesian Port Corporations (IPC) berinisiatif melakukan terobosan dengan merencanakan pembangunan Pelabuhan di Sorong, Papua Barat.

Pelabuhan ini dirancang sebagai pelabuhan bertaraf internasional yang diharapkan dapat menjadi pelabuhan pengumpul (Hub Port) bagi daerah di sekitar Papua, sekaligus menjadi pelabuhan transit (transshipment port) bagi lintasan jalur perdagangan Asia Timur menuju Australia, dan negara-negara di Kepulauan Pasifik Barat.
“Tahap I pelabuhan Sorong akan dibangun di Pulau Teleme. Nantinya, akan ada dermaga sepanjang 500 meter, dengan lapangan penumpukan seluas 24 hektar. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan internasional berkapasitas 500 ribu TEUs setahun,” kata Direktur Utama IPC, RJ Lino.

Sejatinya, sejak pertengahan 2013 pelabuhan ini sudah bisa beroperasi jika saja IPC diperkenankan mulai membangun sejak 2011. Pelabuhan tersebut juga diharapkan dapat menjadi contoh pelabuhan yang dikelola secara profesional sejak awal.

“Sebab, kami akan mengelola pelabuhan itu dari awal secara profesional. Tak lagi sekadar pembenahan belaka,” ujar Lino.

Luas lahan yang dipatok juga tak main-main. Pemerintah Kabupaten Sorong disebut telah menyanggupi permintaan IPC dengan menyediakan lahan seluas 7.500-10 ribu hektar. Areal seluas itu setara dengan luas Pelabuhan Rotterdam di Belanda, salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dengan kapasitas 11 juta TEUs per tahun, sehingga mudah menempatkan kawasan industri di daerah penyangga pelabuhan.

Lokasi pembangunan pelabuhan, tepatnya berada di Pulau Teleme, Kecamatan Seget, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Lokasi tersebut dikatakan masih berjarak 100 kilometer dari Pelabuhan Kota Sorong.

Ideal Bagi Kapal Kargo Bermuatan Puluhan Ribu TEUs
Dalam pengamatan, Pulau Teleme adalah pulau tak berpenghuni yang dipisahkan selat selebar 200 meter dari daratan Papua. Di kecamatan Seget sendiri, tidak terlihat banyak kampung, sehingga memudahkan relokasi untuk dibangun kawasan industri.

Selain itu, perairan sekitar Teleme memiliki kedalaman sekitar 18-30 meter, sehingga ideal bagi kapal kargo bermuatan ribuan hingga puluhan ribu TEUs.

“Dengan kedalamannya di atas 18 meter, pelabuhan ini dapat menampung kapal-kapal berukuran besar hingga 100 ribu DWT,” papar Zuhri Iriansyah, pemimpin proyek pembangunan Pelabuhan Sorong.

Dengan tambahan lahan seluas 7.500-10 ribu hektar diharapkan dapat tumbuh kawasan Industri baru di Indonesia bagian Timur, khususnya Papua. Selain itu, adanya pelabuhan juga dapat memperkuat konektivitas antarpulau di Indonesia yang selama ini terputus untuk wilayah Papua, karena terbatasnya infrastruktur pelabuhan memadai.
Semoga dengan terealisasinya pelabuhan ini, harga semen di Papua sudah tidak lagi 20 kali lipat dari harga semen di Jawa. Industri secara bertahap juga dapat berpindah ke daratan Papua, yang selama ini hanya menumpuk di Pulau Jawa.

Editor: Arif Giyanto

SUMBER 

0 komentar:

Posting Komentar