Blogger news

Pages

Sabtu, 25 April 2015

(FOTO) KUNJUNGAN PRESIDEN JOKOWI "BERTABUR BINTANG"













Tol Laut di Makassar Beroperasi Awal 2016, Dananya Rp 1,5 T


Makassar, Tribun - Jalur tol laut wilayah PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV dipastikan beroperasi efektif maksimal pada triwulan 1 tahun 2016. Jalur ini meliputi Makassar-Kendari-Bitung-Sorong-Jayapura.
PT Pelindo IV menggelontorkan dana Rp 1,5 triliun dari anggaran internal untuk proyek yang dicanangkan presiden tersebut. Dana itu digunakan untuk merevitalisasi semua pelabuhan besar di wilayah Timur seperti Makassar New Port (MNP), Kendari New Port, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Sorong, dan Jayapura.
Anggaran tahun 2014 ini akan dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan alat, perluasa dermaga, pengerukan dermaga, hingga perluasa lapangan kontainer.

Dikutip tadi Tribunnews, Senin (30/3/2015), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sepakat menjalin kerjasama bidang ekonimo, perdagangan, infrastruktur, maritim, ketahanan pangan, serta konektivitas. Total potensi investasi yang ditawarkan Pemerintah Belanda mencapai 15 miliar Dolar Amerika.

Salah satu sektor yang disodorkan yakni pembangunan pelabuhan di Indonesia.
Kerja sama itu ditawarkan Jokowi ke Pemerintah Belanda saat pertemuan Boao Forum, di Sanya Hainan, Tiongkok, beberapa waktu lalu.

Direktur Keungan PT Pelindo IV Budi Revianto menjelaskan dari total enam rute nasional, Pelindo IV kebagian tiga rute yakni pelabuhan Makassar-Bitung-dan Sorong.
Pelindo secara teknis sudah menyelesaikan proyek tersebut hinggga 40 persen. "Pihak kami dalam masa pemenuhan standar kedalaman dermaga dan kelengkapan alat," kata Budi. SUMBER

Pemerintah Pusat Diminta Bangun Tol Laut Sampai Papua

Jayapura, HanTer - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menginginkan agar rute tol laut bisa sampai ke Papua agar membantu proses pembangunan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua, Muhammad Musa`ad di Jayapura, Sabtu (28/3), mengatakan, Pemprov telah meminta pemerintah pusat untuk memperpanjang rute tol laut hingga ke wilayah Papua.
"Kami usulkan supaya mempermudah, mempercepat, mengurangi tingkat kemahalan di pegunungan, baiknya tol laut sampai Papua juga," ujarnya.
Bila tidak ada perubahan, kata Musa'ad, maka rute tol laut hanya akan sampai di Pelabuhan Sorong, Papua Barat, dan hal itu dianggapnya tidak akan cukup untuk menurunkan harga barang di Papua, khususnya di wilayah pegunungan.
"kalau cuma sampai Sorong, Papua Barat, itu belum menyelesaikan masalah," ujarnya.
Dia mengaku, Pemprov telah menawarkan dua alternatif pelabuhan jika pemerintah pusat setuju memperpanjang rute tol laut hingga ke Papua.
"Kita menunggu pertimbangannya. Bila disetujui, tol laut akan ditempatkan antara di Biak atau di Mimika," ucapnya.
Mengenai standar pelabuhan yang bisa dijadikan tol laut, Musa`ad berujar, pelabuhan yang ada di Kabupaten Mimika telah memenuhi syarat hanya perlu dilakukan sedikit pembaharuan.
"Pelabuhan Pomako, Mimika, sudah cukup tinggal dipoles sedikit bisa jadi pelabuhan yang strategis," ucapnya.
Posisi Kabupaten Mimika dianggap Musa`ad sangat strategis untuk menjadi tempat transit barang untuk beberapa Kabupaten di pegunungan.
"Kalau dari Mimika kan bisa naik ke Paniai, selain akan ada jalur kereta disitu sudah ada jalan ke Deiyai, Dogiyai, Nabire, lalu bisa ke Puncak, Intan Jaya, jadi itu memperpendek arus barang," tuturnya.
Diyakini Musa`ad, pemerintah pusat akan mengabulkan hal tersebut guna membantu mempercepat proses pembangunan di Papua.
"Kalau dari opini dan pernyataan-pernyataan yang disampaikan berbagai pihak pusat, sepertinya ada respon positif atas permintaan tersebut, tapi nanti pada saat Musrembangnas akan jelas, dan di Mursrembangprov juga akan kami pertegas," ucapnya.
(ruli) SUMBER

(FOTO) KUNJUNGAN WORLD BANK





(FOTO) KUNJUNGAN DIREKTUR SDM & UMUM







(FOTO) KUNJUNGAN MENTERI PERHUBUNGAN







Jumat, 24 April 2015

Pengembangan Pelabuhan Sorong terganjal infrastruktur



Merdeka.com - Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman berencana mengembangkan Pelabuhan Sorong untuk jadi kawasan industri di wilayah timur Indonesia. Pengembangan ini sejalan dengan program pengembangan Tol Laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan pemerintah terus berusaha mengundang investor untuk mengembangkan pelabuhan tersebut.

"Pengembangan Pelabuhan Sorong sudah dimulai. Keputusan Sorong menjadi kawasan khusus sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2015," ujarnya di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (20/1).

Menurut dia, untuk menjadikan kawasan industri Sorong sebagai tujuan investasi harus disiapkan infrastrukturnya mulai dari pembangkit listrik, galangan kapal, pabrik semen, pelabuhan penumpang, terminal peti kemas hingga infrastruktur pendukung pariwisata di kawasan itu.

Dengan pengembangan infrastruktur tersebut maka semua sektor terkait pengembangan Tol Laut dapat berfungsi sesuai dengan industrinya.

"Studi kelaikan pengembangan Sorong sudah rampung, tinggal dipaparkan di depan para pemodal asing maupun dalam negeri," jelas dia.

Lebih lanjut, sesuai target pengembangan Tol Laut, pemerintah akan membangun dan merevitalisasi 28 pelabuhan hingga 2018, sebanyak lima diantaranya pelabuhan laut dalam meliputi Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Sorong.

"Empat pelabuhan besar seperti Kuala Tanjung, Tanjung Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Makassar, sudah siap dikembangkan," ungkapnya.
[bim] SUMBER

Pelindo IV Siapkan Tiga Pelabuhan Untuk Tol Laut


Bisnis.com, MAKASSAR—PT Pelindo IV menyiapkan tiga pelabuhan kelolaan perseroan untuk menjadi simpul utama program Tol Laut dalam memangkas ongkos logistik di wilayah timur Indonesia.
Direktur Utama Pelindo IV Mulyono menuturkan perencanaan besar yang telah disusun meliputi pengembangan kapasitas terpasang pelabuhan dalam tiga tahun kedepan dengan berorientasi pada infrastruktur Tol Laut.

Adapun tiga pelabuhan yang digadang-gadang perseroan menjadi simpul utama konektivitas berbasis Tol Laut adalah Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Bitung serta Pelabuhan Sorong.
"Pengembangan kapasitas pelayanan petikemas menjadi prioritas, seluruhnya memang eksisting yang akan kami tingkatkan produktivitas dan efesiensi pelayanan bongkar muatnya," katanya saat ditemui Bisnis, Selasa (21/4/2015).

Mulyono menjelaskan, pengembangan ketiga pelabuhan tersebut meliputi pengadaan alat bongkar muat seperti container crane dan RTG  serta perluasan lapangan petikemas sehingga mampu mendukung peningkatan kapasitas terpasang.

Adapun sumber pendanaan untuk seluruh perencanaan tersebut bersumber dari kas internal perseroan, di mana bakal dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur maupun supatruktur 3 pelabuhan utama tersebut.
Secara umum, Pelindo IV telah menyiapkan belanja modal untuk pengembangan seluruh pelabuhan kelolaan sebesar Rp1,4 triliun yang juga dialokasikan untuk pembenahan maupun pengembangan pelabuhan.
Menurut Mulyono, sebagian besar dana tersebut bakal terserap untuk pengadaan alat bongkar muat, pembelian kapal tunda, perluasan lapangan petikemas, penambahan dermaga serta pembenahan sejumlah terminal penumpang.

"Tahun ini kita orientasinya ke pelayanan petikemas dan barang untuk mendukung program Tol Laut, tetapi kita juga mengembangkan segmen lain secara simultan diantaranya revitalisasi terminal penumpang di beberapa pelabuhan," katanya.

Adapun alokasi belanja modal perseroan yang direncanakan pada tahun ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan realisasi investasi sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp700 miliar.
Sepanjang 2014, perseroan mencatatkan pendapatan operasional seluruh segmen mencapai Rp2,06 triliun atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1,69 triliun.

Segmen pelayanan petikemas memberikan kontribusi terbesar mencapai sekitar 40% terhadap total pendapatan perseroan. Selain itu, pendapatan Pelindo IV juga bersumber dari lini pelayanan jasa kapal, usaha terminal, pelabuhan atau dermaga serta sejumlah segmen usaha lainnya.
"Untuk tahun ini kami menargetkan kinerja bisa tumbuh dua digit seiring dengan sejumlah investasi yang dilakukan sepanjang 2015 ini," papar Mulyono.

Direktur Keuangan Pelindo IV Budi Revianto menambahkan, total estimasi dana yang bakal digelontorkan perseroan untuk pengembangan pelabuhan kelolaan hingga 2018 mendatang mencapai lebih dari Rp3 triliun.
Menurutnya, sumber dana tersebut dari kas internal, pinjaman perbankan serta pemanfaatan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dikucurkan pemerintah pusat kepada perseroan dari APBN-P 2015.

Adapun dana tersebut selanjutnya bakal digunakan untuk pengembangan 3 pelabuhan yang disiapkan menjadi simpul Tol Laut maupun pelabuan feeder yang dikelola perseroan di wilayah timur Indonesia.SUMBER

Sorong, Papua jadi daerah awal proyek tol laut Jokowi



Merdeka.com - Presiden terpilih Joko Widodo ( Jokowi) merencanakan pembangunan tol laut yang akan dimulai dari sisi timur Indonesia. Sorong, Papua yang bakal menjadi daerah pertama yang akan dibangun pelabuhan dengan fasilitas deep sea port.

"Ya di sana nanti pelabuhan dalam, deep sea port. Standardnya seingat saya kedalaman lebih 12 meter. Sehingga kapal-kapal besar. Mother vessel-nya bisa masuk ke pelabuhan itu," jelas Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/9).

Dia mengungkapkan, keuntungan membangun pelabuhan di Sorong adalah kemudahan untuk akses pengiriman barang. Terutama dari pulau pintu gerbang menuju kepulauan Papua ini langsung berhubungan dengan lautan lepas, sehingga jalur pengiriman barang antar negara semakin mudah.

"Sehingga secara hitung-hitungan di situlah yang paling feasible. Secara hitung-hitungan secara global maupun secara agar kapal itu tidak masuk ke lautan kita," terang mantan wali kota Solo ini.

Mengenai dana pembangunan tol laut ini, Jokowi tidak akan menganggarkan dana terlebih dahulu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab pembangunannya akan diserahkan pertama kali kepada PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

"Oh ndak, itu nanti urusan Pelindo, sudah nggak usah pakai APBN bisa," tutupnya.
[ded]  SUMBER

Jokowi Awali Pembangunan Pelabuhan Dalam di Sorong




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo mengungkapkan rencana pembangunan deep sea port atau pelabuhan dalam akan diawali di wilayah timur Indonesia, yakni di Sorong, Papua.
"Ya nanti di Sorong (jadi gerbang masuk)," ujar Joko Widodo atau sapaan akrabnya Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Jumat (26/9/2014).
Jokowi mengatakan, alasan mengapa Sorong menjadi titik awal pembangunan pelabuhan dalam tersebut lantaran kawasan perairan Sorong menjadi titik mencapai ke benua-benua lain.
"Artinya, titik itu gampang mencapai ke benua-benua lain, langsung masuk ke lautan lepas. Sehingga secara hitung-hitungan di situlah yang paling visible. Secara hitung-hitungan secara global maupun secara agar kapal itu tidak masuk ke lautan kita," ucap Jokowi.
Mengenai pembangunan pelabuhan dalam, pria yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan pembangunan tersebut tidak akan terhambat oleh APBN. Ia mengatakan tanpa APBN pun pembangunan tersebut masih bisa terlaksana.
"Itu nanti urusan Pelindo, sudah enggak usah pakai APBN bisa," kata Jokowi. SUMBER

Pemerintah Kaji Pembangunan Pelabuhan Sorong


Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, saat ini pemerintah sedang melakukan kajian terhadap pembangunan Pelabuhan Sorong yang merupakan bagian dari tol laut program Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Program tol laut sendiri merupakan program Jokowi untuk menghubungkan Indonesia bagian barat hingga timur.

"Sedang kami buat. Sebenarnya kalau hanya membangun pelabuhan itu cepat. Tetapi kami harus memilirkan kapal yang mengangkut barang ke Papua jangan sampai pulang kosong. Ini dikaitkan dengan kawasan ekonomi Sorong, ada industri perikanan, kayu, kelapa sawit dan wisata Raja Ampat," kata dia, Jakarta, Senin (6/4/2015).

Indroyono mengatakan, ada beberapa pelabuhan yang sebenarnya sudah siap untuk mewujudkan tol lau saat ini. Ia melanjutkan, empat pelabuhan akan beroperasi pada tahun 2018."Pelabuhan untuk tol laut sudah ada empat, diantaranya Kuala Tanjung, Jakarta, Teluk Lamong Surabaya, Makassar New Port itu akan beroperasi 2018," terangnya.

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyatakan program tol laut sudah beroperasi saat ini. Namun begitu pelayanan yang diberikan masih sebatas pelayaran jarak pendek dengan kapal-kapal kecil yang melayani beberapa daerah.

Direktur Transportasi Bappenas, Bambang Prihartono mengungkapkan, tol laut Jokowi mulai beroperasi sejak Februari 2015. Tol laut banyak diwujudkan di wilayah Timur Indonesia. "Tol laut sudah jalan. Contohnya untuk Papua melayani rute Sorong ke Waisai. Ada juga Surabaya ke Makassar. Jadi sebagian besar untuk Indonesia bagian Timur dan melayani pelayaran jarak pendek," ujar dia.

Bambang menjelaskan, kapal yang melintas di tol laut rute ini adalah kapal-kapal berukuran kecil yang mengangkut barang dan penumpang. Pengoperasian kapal tersebut terjadwal dua kali dalam sehari. Berbeda dengan dahulu, kapal-kapal tersebut hanya berlayar jika menerima pesanan atau carter.

"Kami belum mengevaluasinya paska pengoperasian tol laut. Biasanya per tiga bulan dievaluasi. Tapi yang pasti ini akan mengurangi biaya logistik cukup signifikan," tegas Bambang.

Dia menargetkan, sebanyak 24 pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung program tol laut Jokowi akan terkoneksi paling lambat pada 2017. (Amd/Gdn) SUMBER